sumber: msuyanto.com/baru/?p=291
Dalam buku At-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk, Al-Ghazali
memberikan nasihat kepada para pemimpin dengan 10 pokok nasihat.
1. pemimpin harus mengetahui kedudukan dan pentingnya kekuasaan. Sesungguhnya
kekuasaan adalah sebagian nikmat dari Allah. Siapa saja yang menjalankan
kekuasaan dengan benar, maka ia akan memperoleh kebahagiaan yang tidak ada
bandingannya, dan tidak ada kebahagiaan yang melebihi itu. Siapa yang lalai dan
tidak menegakkan kekuasaan dengan benar, maka ia akan mendapat siksa karena
kufur kepada Allah. “Keadilan pemimpin satu hari lebih dicintai Allah daripada
beribadah tujuh puluh tahun “ sabda Rasulullah.
2. senantiasa merindukan petuah para ulama dan gemar mendengarkan nasihat mereka. Hati-hati dengan ulama yang menyukai dunia. Mereka akan memperdayaimu, mencari
kerelaanmu untuk mendapatkan apa-apa yang ada di tanganmu berupa hal-hal yang
buruk dan haram agar mereka mendapatkan sesuatu dengan maker dan tipu daya.
Orang yang berilmu adalah orang yang tidak menginginkan hartamu, dan orang yang
senantiasa memberimu jangan serta petuah. Umar bin Abdul Aziz berkata
kepada Muhammad bin Ka’ab al-Qurzhi “Terangkanlah kepadaku tentang keadilan”.
Dia menjawab “Siap muslim yang usianya lebih tua darimu, jadikanlah sebagai
orang tua. Siapa saja yang usianya lebih muda darimu, jadikanlah sebagai anak.
Siapa saja yang usianya sama , jadikanlah saudara. Hukumlah setiap orang yang
berbuat kesalahan sesuai dengan kadar hukumnya. Satu cambukan kepada orang
Muslim karena kebencianmu, akan mengantarkanmu ke dalam neraka.”
3. janganlah merasa puas dengan keadaanmu yang tidak pernah melakukan kezaliman. Lebih dari itu, didiklah para pembantu, sahabat, pegwai dan para wakilmu.
Janganlah engkau tinggal diam melihat kezaliman mereka, karsesungguhnya engkau akan
ditanya tentang perbuatan zalim mereka sebagana akan ditanya tentang perbuatan
zalimmu. Umar bin Kaththab menulis surat kepada bawahannya, yaitu Abu Musa
al-Asy’ary sebagai berikut : “Sngguhnya wakil yang paling berbahagia adalah
wakil yang rakyatnya merasa bahagia Sesungguhnya wakil yang paling celaka
adalah wakil yang rakyatnya dalam keadaan paling sengsara. Oleh karena itu,
mudahkanlah karena sesungguhnya bawahanmu akan mengikuti perilakumu.
Perumpamaanmu adalah seperti binatang melihat rumput hijau, kemudian memakannya
dalam jumlah banyhingga gemuk. Ternyata kegemukannya membawa kemalangan karena
hal itu membuat dia disembelih dan dimakan manusia.”
4. kebanyakan wakil memiliki sifat sombong. Salah satu bentuk kesombongannya
adalah bila marah, ia akan menjatuhkan hukuman. Kemarahan adalah perkara yang
membinasakan akal, musuh dan penyakit akal. Kemarahan merupakan
Seperempat Kebinasaan.Jika amarah mendominasimu, maka engkau harus condong
kepada sifat pemaaf dan kembali kepada sifat mulia. Jika hal itu menjadi
kebiasaanmu, maka engkau sudah meneladani para nabi dan para aulia. Jika engkau
menjadikan kemarahan sebagai kebiasaan, maka engkau serupa dengan binatang
buas. Dari Abu Darda’ r.a. berkata ” Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku
suatuamalan yang akan memasukkan aku ke dalam surga. Rasullah bersabda ”Jangan
marah, kamu akan masuk surga.”
5. sesungguhnya pada setiap kejadian yang menimpa dirimu, engkau mesti
membayangkan bahwa engkau adalah salah seorang rakyat, sementara selain dirimu
adalah pemimpin. Dengan itu, apa yang tidak engkau ridha bagi dirimu sendiri,
tidak pula akan diridhai oleh salah seorang Muslim. Jika engkau meridhai mereka
dalam apa yang tidak engkau ridhai untuk dirimu sendiri, berarti engkau
mengkhianati dan menipu bawahanmu. ”Siapa yang ingin selamat dari panas api
neraka dan masuk surga, ia mesti – ketika datang kepadanya kematian-menemukan
kesaksian dengan lisannya. Setiap yang dia tidak ridhai bagi dirinya sendiri,
maka tidak seorangpun dari kaum Muslim meridhainya.”
6. Janganlah engkau memandang rendah orang-orang yang memiliki kebutuhan yang
menunggu di depan pintumu. Hati-hatilah terhadap mereka. Manakala salah seorang
Muslim memiliki kebutuhan terhadapmu, maka janganlah engkau malah tidak
memperdulikan mereka karena sibuk dengan ibadah-ibadah sunnh. Sebab,memenuhi
berbagai kebutuhan kaum Muslim adalah lebih utama daripada menunaikan
ibadah-ibadah sunnah. Suatu hari, Umar bin Abdul Aziz memenuhi berbagaiebutuhan
rakyatnya. Ia kemudian duduk menyandar karena kelelahan Stelah itu ia masuk ke
rumahnya untuk beristirahat menghilangkan kepenatan. Anaknya kemudian berkata
kepadanya ”Apa yang telah membuat Ayah merasa aman sementara kematian bisa saja
datang saat ini, sedangkan pada saat yang sama di depan pintu Ayah ada orang
membutuhkan yang sedang menunggu sementara Ayah malah mengabaikan haknya?”.
Umar bin Abdul Aziz berkata ”Engkau benar!”. Maka, saat itu juga Umar bangkit
dan pergi ke majelisnya.
7. janganlah engkau membiasakan dirimu sibuk mengurusi berbagai keinginan seperti
ingin pakaian kebesaran atau memakan makanan yang lezat. Akan tetapi, hendaklah
engkau bersikap qana’ah(keseimbangan dalam harta, tidak boros dan
tidak kikir) terhadap seluruh perkara. Sebab, tidak akan ada keadilan tanpa
sifat qana’ah. Umar bin Kaththab bertanya kepada seorang Salih ”
Apakah engkau melihat sesuatu pada diriku yang engkau benci?”. Orang itu
berkata ”Aku mendengar bahwa engkau pernah meletakkan roti di atas menja
makanmu, dan engkau punya dua baju, satu dipakai untuk malam hari dan satu lagi
untuk siang hari. Apakah selain itu ada sesuatu?”. Umar menjawab ”Tidak”. Orang
itu berkata ”Demi Allah, kedua perkara ini tidak akan selamanya” .
8. sesungguhnya engkau, jika memang mampu melakukan setiap urusan dengan penuh
kasih sayang dan kelemah lembutan, maka janganlah melakukan dengan kekerasan
dan sikap kasar. ”Ahli surga ada tiga: Pertama, orang yang mempunyai kekuasaan
hukum yang adil dan bersodaqoh kepada kaum fakir, selalu taat kepada Allah.
Kedua, seorang yang hatinya lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap sanak
saudara. Ketiga, orang sholeh yang menahan dirinya dari hal-hal yang kharom,
mempunyai keluarga, tapi cintanya terhadap keluarga tidak mendorong untuk
berbuat yang haram.
9. hendaklah engkau berupaya dengan sungguh-sungguh untuk meraih keridhaan
rakyatmu melalui cara-cara yang sesuai dengan syariah. ”Sebaik-baik umatku
adalah orang-orang yang mencintai kalian, dan kalian mencintai mereka. Dan
seburuk-buruk umatku adalah orang-orang melaknat kalian, dan kalian melaknat
mereka” sabda Rasulullah.
10. janganlah engkau mencari keridhaan seorang manusia melalui cara-cara yang
bertentangan dengan syariah. Siapa saja yang marah karena adanya pelanggaran
syariah, maka marahnya tidak membawa bahaya. Mu’awiyah menulis surat kepada
Aisyah r.a. agar memberikan nasihat dengan nasihat yang singkat. Maka, Aisyah
menulisnya : Aku mendengar Rasulullah bersabda ”Siapa saja yang mencari
keridhaan Allah walaupun manusia marah kepadanya, maka Allah akan ridha kepadanya,
demikian pula manusia akan ridha kepadanya. Siapa saja mencari keridhaan
manusia dengan cara dimurkai Allah, maka Allah akan murka kepadanya, demikian
pula seluruh makhluk akan marah kepadanya”. Sepuluh pokok nasihat Al-Ghazali
tersebut merupakan nasihat untuk pemimpin calon penghuni surga.
0 comments:
Post a Comment